Tuesday, January 26, 2021

Pieces of a Woman: Perjalanan Perempuan dalam Menghadapi Kehilangan

Pieces of A Woman Poster


Pieces of a Woman adalah film yang dirilis pada akhir tahun 2020 lalu dan sudah bisa dinikmati sejak awal tahun 2021 di layanan streaming Netflix. Film ini disutradarai oleh Kornél Mundruczó dan diproduseri oleh Martin Scorsese, sehingga wajar jika banyak orang berharap dengan kualitas film ini. Membawa aktor-aktor papan atas seperti Vanessa Kirby, Shia LaBeouf dan Ellen Burstyn film ini banyak mengoyak sisi emosional dan memilukan dari sudut pandang seorang perempuan yang berusaha menghadapi rasa kehilangan.

P L O T


Pieces of A Woman


Bercerita tentang seorang perempuan bernama Martha (Vanessa Kirby) yang melakukan persalinan rumah, momen yang dinanti-nanti ini berubah menjadi tragedi ketika bayi yang telah ia lahirkan tidak bisa terselamatkan. Tragedi itu mengubah kehidupannya dan suaminya Sean (Shia LaBeouf) serta hubungannya dengan ibunya (Ellen Burstyn) yang selalu mendominasi kehidupannya. 


Premis dari film ini tidak rumit untuk dipahami, tapi memang cukup emosional dalam menceritakan apa yang dialami oleh Martha dari bahagianya saat menyambut si Buah Hati, merasakan pedihnya kehilangan dan bangkit lagi. 


Salah satu faktor yang membuat film ini unik adalah penceritaan masalah utama yang langsung diungkapkan di awal film. Sekitar 30 menit kita akan disuguhi scene-scene yang manis, emosional sekaligus heart-breaking. Bisa dibilang opening scene masih terasa dinamis untuk diikuti.


Sayangnya plot yang dinamis ini nggak bertahan sampai akhir. Setelah puncak masalah yang diungkapkan di awal, filmnya berjalan kian melambat. Oh iya, saya nggak masalah kok dengan film yang punya alur lambat tetapi untuk Pieces of a Woman lambatnya alur justru mempertegas kekosongan cerita. Misalnya ada beberapa masalah lain yang muncul sebagai akibat dari permasalahan utama tetapi terasa kosong karena nggak dibahas mendalam ataupun diberi penyelesaian yang apik. Filmnya bisa jadi lebih kuat lho.


AKTING YANG MEMUKAU


Pieces of A Woman


Cerita Pieces of a Woman memang berpusat pada sosok Martha yang harus berada pada beberapa situasi yang nggak hanya menguras tenaga secara fisik tetapi juga menguras emosi. Seperti pada scene-scene awal saat Martha harus merasakan kontraksi demi kontraksi saat menanti buah hatinya lahir, merasakan sakit yang kian intens namun juga merasa optimis untuk bertemu anaknya, emosi-emosi ini dapat dengan baik disampaikan Vanessa Kirby lewat aktingnya. Termasuk saat Martha merasa sendirian, frustrasi, kehilangan namun merasa tidak ada orang yang paham apa yang ia rasakan.


Jujur saya suka sekali bagaimana Kirby memperlihatkan tatapan sinis, mata yang kosong hingga puncaknya saat ia harus beradu akting dengan Ellen Burstyn. Adegan konfrontasi antara Martha dan ibunya merupakan salah satu adegan emosional dengan dialog yang cukup meng-highlight apa yang sebenarnya sedang dihadapi oleh Martha,


“Who cares about what they think? This is about me. This is about my body. This is me”

- Martha Weiss



SCENE BREAKDOWN: METAPHORICALLY BEAUTIFUL

[ S P O I LE R   A H E A D]


Perkembangan karakter dalam film ini nggak hanya diperlihatkan dari sisi ceritanya saja tapi juga diperkuat lewat visualisasi dan simbol-simbol pada detail yang digunakan di film ini. Dan jujur saja, hal itu yang membuat film ini menjadi menarik buat saya pribadi. Saya suka bagaimana hal-hal yang ada pada film ikut “tumbuh” bersama karakter. Beberapa hal yang saya perhatikan sejak awal adalah sebagai berikut (sebelumnya, ini adalah interpretasi saya, dan sangat mungkin berbeda dengan kamu):


Pieces of A Woman Scene

  • Saat Martha berjalan dengan coat berwarna merah setelah melahirkan, scene setelahnya kita hanya akan menemukan orang-orang dengan pakaian yang berwarna gelap. Martha dan ceritanya adalah pusat perhatian bagi semua orang saat itu.



Pieces of A Woman Scene


  • Awalnya saya cukup penasaran kenapa dari sekian banyak buah apel yang dipilih. Apalagi di awal Martha juga sempat mengungkapkan bahwa anaknya yang baru lahir beraroma seperti apel. Saat coba browsing lagi, ternyata apel merupakan simbol lama dari kesuburan. 

  • Buah apel terus muncul di film ini, seperti misalnya saat Martha memakan apel di transportasi umum, lalu mengambil biji-biji apel yang ia semai sendiri. Di bagian akhir biji-biji ini sudah menjadi benih dan siap ditanam. Uniknya, benih apel ini mulai tumbuh saat Martha sudah selesai dengan urusannya dengan bidan yang dituntut keluarganya, dengan suaminya juga dengan ibu dan saudaranya. Bagian ini apel seperti menjadi momen restart bagi Martha untuk memulai kehidupannya lagi.

  • Di bagian akhir, kita diperlihatkan sosok anak yang sedang memanjat pohon apel, lalu memakannya. Di belakangnya terdengar suara Martha yang memanggil anak itu untuk makan malam. Kita diperlihatkan Martha yang menyebut anaknya sewangi buah apel, lalu benih-benih apel, dan terakhir pohon apel yang tumbuh besar dan berbuah. Bagi saya, ini seperti perjalanan Martha yang mencoba menyembuhkan diri lalu berdamai dengan rasa kehilangannya. Pohon apel jadi simbol untuk anak pertamanya yang ikut tumbuh bersamanya.


Pieces of  A Woman Scene


  • Ini adalah scene sesaat setelah Martha dilempar gym ball oleh Sean. Bisa dipahami bagaimana kehilangan anak dapat mempengaruhi emosi baik suami maupun istri, namun pada scene ini Martha menerima kekerasan fisik hingga verbal. Martha yang sedang merokok lalu mengempiskan gym ball dengan rokoknya. Gym Ball yang terlihat besar dan kokoh ternyata rapuh, kosong dan mudah dihancurkan, saya malah merasa inilah yang sebenarnya dirasakan Martha saat itu, di luar tampak kokoh dan baik-baik saja, namun aslinya justru sebaliknya. 


Pieces of A Woman Scene


  • Detail penanda waktu yang digunakan pada film ini adalah jembatan yang dibangun oleh Sean. Namun yang menarik, jembatan ini nggak hanya memberitahu timeline bagi para penonton, tetapi juga simbol bagi rekonsiliasi antara Martha dengan dunia sekitarnya. Martha yang akhirnya dapat menemukan ritme kehidupan barunya, ia yang dapat memperbaiki hubungan baiknya dengan saudara dan ibunya, dan ia yang kembali menemukan dirinya. 


Pieces of A Woman Scene


Kondisi Martha yang membaik juga ditunjukkan dengan bagaimana kondisi rumahnya. Yang tadinya super berantakan bahkan kita bisa menemukan tanaman-tanaman layu di sana, berubah menjadi sangat rapi seiring dengan kondisi Martha yang sudah lebih stabil. 


  • Menggunakan setting waktu di musim dingin hingga musim semi, Pieces of a Woman juga menegaskan bagaimana perjalanan “healing” Martha se-gloomy musim dingin namun pada akhirnya seindah musim semi.


KESIMPULAN


Pieces of a Woman adalah film yang mengajak kita menyelami bagaimana emosi perempuan mengalami tragedi. Film ini menceritakan betapa kehilangan dan merelakan adalah sebuah perjalanan panjang, dingin dan sendirian. Film ini memang dapat mengoyak emosi namun semakin melemah karena kurangnya eksplorasi pada beberapa hal yang menurut saya cukup potensial. Akhir kata, Pieces of a Woman is a worth to watch movie, it’s good but not great.  



Untuk kamu yang berniat menonton selamat menonton ya, untuk yang sudah menonton, coba taruh opini kamu tentang film ini di kolom komentar ya.





No comments:

Post a Comment