Monday, May 4, 2020

Hal-Hal yang Ternyata Bisa Saya Nikmati Saat Pandemi

Balik ke hobi lama agar tetap waras


Nggak biasanya bikin judul postingan sepanjang ini, tapi ya mari kita coba.

Tulisan ini pertama kali dibuat di tanggal 4 Mei 2020, dini hari pukul satu pagi. Hari kesekian harus menetap di rumah karena pandemik yang belum ada tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat. Saya sendiri sudah mulai bekerja dari rumah sejak tanggal 17 Maret 2020, berarti kurang lebih sudah satu setengah bulan lamanya saya harus beraktivitas dari rumah saat tulisan ini dibuat.

Pandemi ini sudah membawa saya, kamu, beberapa dari kita ke banyak situasi, mental state, bahkan hingga ke perubahan kebiasaan yang mungkin selama ini belum pernah kita pikirkan bisa kita lakukan. Sambil menulis saya mau mengingat-ngingat lagi, saya sudah melalui apa saja ya selama satu setengah bulan ini?

Thursday, March 12, 2020

Orang-Orang di Kedai Kopi

Latte dan donat


Hari Minggu malam saya mampir lagi ke Kedai Kopi Kani di bilangan Bintaro. Sebelumnya, menyempatkan diri menonton film yang sudah masuk ke watch-list, Onward. Film dengan animasi biasa saja tapi punya story line yang sangat unik, dan anehnya ada beberapa scene yang sangat mirip dan pernah saya rasakan. Mungkin perlu satu postingan lain, khusus untuk Onward dan bagaimana film ini bisa media yang tepat untuk grieving dan merayakan perpisahan untuk menyambut pertemuan-pertemuan setelahnya.

Karena cukup terguncang, saya butuh tempat untuk menyendiri, menetralkan hati dan otak sebelum ke rumah. Kedai kopi ini nggak berubah, masih ramai tapi yang saya suka, tidak bising. Pas untuk saya yang nggak mau merasa kesepian tapi nggak mau sendirian. Di Kopi Kani, saya duduk di tempat  yang sama saat saya datang sebelumnya(mungkin lain waktu saya ke sana harus saya foto). Di pojok ruangan, saya bengong sambil mengamati orang-orang yang berkunjung.

Saturday, February 22, 2020

Ada yang Berubah, Tapi Bukan Power Ranger



Stasiun MRT Fatmawati kalau sore syahdu juga

Entering February mood with James Morrison songs. 

Kenapa ya sesuatu yang tadinya cukup-cukup aja, pas-pas aja, muat-muat aja, tiba-tiba jadi terasa sempit, jadi terasa nggak muat? Oh, mungkin karena wadahnya menciut, mungkin karena muatannya lama-lama membesar, volumenya berubah, luasnya berubah. Intinya, ada perubahan.

Perubahan tuh sesuatu yang pasti terjadi, ada yang memang dilakukan dengan kesadaran dan ada juga yang nggak disadari. Menurut saya, adalah sebuah keegoisan untuk menuntut seseorang untuk tidak berubah, sementara kehidupan kita atau saya sih, macam kuis Super Deal, cuma panitianya aja yang tahu apa yang ada di balik tirai, dalam kasus ini hanya Allah yang tahu apa yang akan saya hadapi setiap hari, dan hal-hal itu nggak terus menerus sama seperti hari kemarin.

Yang menarik dari perubahan sebenarnya bukan hanya saat saya menyadari seberapa besar saya berubah, karena faktanya banyak kok orang-orang yang nggak sadar kalau dirinya berubah dan mereka baik-baik saja. Ya nggak apa-apa, toh setiap orang punya waktunya masing-masing, mungkin mereka sadarnya nanti?

Saturday, February 8, 2020

Bahagia Itu (Tidak) Sederhana

Terhitung kurang lebih 5 bulan sudah saya pulang. Setelah bingung-bingung bertanya apa itu “pulang”, akhirnya saya memutuskan, untuk saat ini, definisi “pulang” adalah berada di tempat di mana ibu dan adik tinggal. Sebenarnya nggak bisa janji juga definisi ini akan bertahan lama, nanti pada saatnya pasti akan berubah lagi.

5 bulan ini mulai merasakan lagi naik turunnya “bianglala” seperti dulu, kata Ibu, ini pernah dirasakan Ayah. 5 Bulan ini saya belajar, tapi sepertinya masih banyak yang remedial, tanda harus mengambil ulang beberapa SKS, sampai nanti lulus dan dapat hasil yang memuaskan.


Kali ini, saya mau “ngecipris” tentang kebahagiaan, biar tidak lupa untuk bahagia. Beberapa hari yang lalu, tepat saat sedang bersiap ke kantor menjalani rutinitas seperti biasa, tiba-tiba otak saya diganggu pertanyaan, “Emang bahagia itu sederhana?” Iya, pertanyaannya seperti itu, terus berulang sampai saat sarapan pun saya masih memikirkannya. Cukup sebal sih, kalau ada hal-hal yang tiba-tiba minta perhatian buat dipikirin kayak gini, padahal mungkin sebenarnya nggak penting-penting banget. Tapi, sebenarnya saya cukup bersyukur sih, soalnya masih punya waktu buat memikirkannya waktu itu.

“Emang bahagia itu sederhana?"


Sunday, February 2, 2020

Momen Pertama


Momen pertama naik MRT dari Fatmawati ke Blok M 

Sabtu, 18 Januari 2020. Ada sebuah pesan singkat masuk, dari teman lama yang sudah kurang lebih 1,5 tahun tinggal di kawasan Jabodetabek, tapi nggak pernah bertemu.

Nin, ikut meet up yuk
Di blok m plaza sih

Kebetulan saat itu saya lagi ada event kantor di daerah Dharmawangsa, durasi tempuhnya kurang dari 5 menit dengan MRT ke Blok M Plaza. Tanpa babibu, mikir ini itu, saya bilang,

AYOOO!